This is another repost from My Purple World
Still part of our campaign for breast cancer and sharing my experience as well in fighting this battle.
Healthy food, regular exercise and no stress….Sounds familiar?
It’s the super recipe for a healthy life…
Meski hidup penuh dengan pilihan yang bijak dan benar, seringkali kita memilih yang rute yang ‘salah’ simply karena kita pengen aja. Makan sembarangan, menggampangkan olahraga dan seringkali larut dengan pekerjaan yang berbalut stress.
With or without my breast cancer, I will continue to embrace it with hope, love and joy ♡♡♡. Nothing works better and magical than having the positive energy from within and your surrounding. And for that, I am totally blessed with such supportive family, encouraging friends and colleagues as well as people around me. Alhamdulilaaah. ..
Never forget, cancer can happen to anyone, any women.
– perempuan yang memiliki inherited changes or keturunan pada gen yang terkait dengan kanker payudara (biasanya disebut gen BRCA 1 dan BRCA 2)
– perempuan yang pernah melakukan terapi radiasi di daerah dada sebelumnya
– perempuan yang menjalani terapi hormon pasca menopause jangka panjang dengan menggunakan estrogen dan progesteron (bias dikenal sebagai kombinasi PHT).
Beberapa faktor yang dianggap turut meningkatkan resiko kanker payudara adalah:
– perempuan yang mendapat menopause di usia relatif senja
– perempuan yang tidak memiliki anak
– perempuan yang mengalami kehamilan pertama saat usia di atas 30 tahun
– perempuan yang kelebihan berat badan
Then can we prevent it? How to detect it at the earliest stage?
And prevention – or at least early detection will always be best!
Breast self-exam will be a great help! Check your own breast.
Frankly, I’ve seen the leaflet and postur of this in many hospitals and clinics.
Tapi jujur saja, saya hanya baca sepintas dan tidak selalu mempraktikkannya.
Padahal sederhana teman….Saat mandi atau menjelang tidur, raba PD dengan jari sambil merasakan apakah ada benjolan atau jaringan padat yang lain dari sekitarnya. Memang seringkali terlewat karena kita pikir hanya jaringan otot biasa atau kalau teman-teman yang pernah menyusui, rasanys seperti kelenjar susu namun agak padat dan tidak berpindah.
Beberapa pertanyaan yang diajukan ke saya saat dokter melakukan breast-exam antara lain:
– apakah saya baru selesai menstruasi atau akan segera memulai siklus menstruasi? ini penting karena payudara cenderung membengkak karena ada perubahan hormon sehingga bisa memberikan hasil yang kurang akurat. Jadi lebih baik memeriksa di saat sedang tidak menstruasi. Namun jika benjolan tetap terasa sesudah maupun sebelum mentstruasi, lebih baik segera diperiksa.
– apakah benjolan yang dirasakan menimbulkan rasa nyeri atau tidak nyaman? jika menimbulkan rasa nyeri atau sakit, diindikasikan ada sesuati yang serius. Dalam kasus saya, saya tidak merasa sakit atau nyeri sama sekali, hanya terasa ada benjolan atau penebalan.
– apakah sering merasa cepat letih atau gampang capek padahal tidak melakukan kegiatan berat? ini merupakan salah satu tanda-tanda adanya perubahan sel tubuh. Saya sendiri tidak merasa ada perubahan yang berarti dan tetap sehat serta segar menjalani kegiatan sehari-hari.
– apakah ada cairan atau discharge yang keluar dari puting? Jika ada, ini juga merupakan gejala yang perlu diwaspadai. Saya sendiri tidak mengalami hal ini.
– apakah ada perubahan warna (menjadi kemerah-merahan) atau tekstur kulit (berkerut seperti kulit jeruk misalnya) di sekitar daerah benjolan atau payudara secara umum? Ini pun menjadi salah satu gejala yang perlu diwaspadai. Lagi-lagi, saya tidak mengalami hal ini meskipun benjolan terasa di payudara kanan.
As I quoted up there on our best defense, “when breast cancer is found in its earliest stages, the chance for successful treatment is greatest.”
Meanwhile, stay healthy people..
Enjoy life and be grateful :)..
Written from various resources and booklets from American Cancer Society, including my own experience.